Penajam Paser Utara _ Perpisahan dan pelepasan murid di sekolah bukan sekadar agenda tahunan. Tapi sebuah tradisi yang menyimpan lapisan emosi. Bahkan menjadi bagian dari budaya pendidikan di Indonesia meskipun bentuk dan skalanya berbeda-beda dimulai dengan yang sederhana sampai ke level yang memukau. Namun hakikatnya tetaplah sama yakni melepas murid yang telah menyelesaikan satu jenjang pendidikan.
Tak hanya itu, di momen perpisahan sekolah selalu ada tawa yang mengiringi jejak kenangan, ada tetesan air mata yang tak mampu tepiskan, ada suasana haru karena melangkah menuju mimpi hingga berpelukan yang lebih berbicara daripada sekadar kata-kata. Semua momen itu merupakan bagian dari kejadian batin yang diam-diam mengajarkan banyak hal mengenai waktu, makna pertemanan, dan merelakan sesuatu yang sudah seharusnya berakhir.
Diiringin cuaca mendung yang bergelayut di langit, perpisahan dan pelepasan kelas XII angkatan XXI dilaksanakan secara meriah dan penuh haru di lapangan SMAN 3 Penajam Paser Utara pada Hari Rabu, 30 April 2025. Seluruh siswa kelas XII tampil anggun dan menawan dengan balutan busana kebaya dan jas pilihan terbaiknya.
Acara yang dimulai dari pembukaan, penampilan seni, sambutan, penganugerahan siswa berprestasi hingga puncak pelepasan yang menjadi rangkaian akhir acara pelepasan dan perpisahan di SMAN 3 Penajam Paser utara. Dalam sambutan kepala sekolah Bapak Yusva menyampaikan agar seluruh murid tetap menjaga nama baik sekolah dan menjaga silaturahmi dengan guru jika bertemu dengan guru. Menurut beliau, mengapa guru tidak menegur lebih dahulu karena banyaknya siswa yang diajarnya apalagi masa baktinya sudah lama jadi ingatan kepada nama siswa juga memiliki keterbatasan.
“Angkatan XXI merupakan angkatan yang banyak menorehkan banyak prestasi yang mengharumkan nama baik sekolah baik di tingkat kecamatan, kabupaten, provinsi, hingga nasional” ujar Pak Yusva dalam sambutannya. Begitu juga menurut salah satu kelas XII yang bernama Sabrina Ramadhani yang mendapat apresiasi sebagai siswa yang berprestasi sampai ke tingkat nasional sampai dua kali yakni sebagai potret Kurikulum Merdeka dan AHM Best Student.

Menurut Sabrina Ramadhani perpisahan sebagai refleksi yakni “Selama di SMA saya mendapat banyak momen berharga yang tidak akan pernah saya lupakan termasuk jadi salah satu siswa berprestasi, di balik setiap pencapaian itu ada perjuangan dan tenaga juga yang saya korbankan. Nggak selalu mudah, ada saat-saatnya saya gagal, capek, dan ragu sama diri sendiri. Tapi dari situ saya belajar untuk terus berusaha.
Dan kegagalan-kegagalan kecil itulah saya tumbuh. Saya bersyukur dan berterima kasih punya keluarga, guru, dan teman-teman yang terus mendukung saya.
Prestasi ini bukan hanya milik saya, tapi juga milik semua yang sudah percaya dan menemani saya sepanjang perjalanan sekolah di SMAN 3 PPU”.
Itulah ungkapan rasa haru dan juga rasa bangga atas pencapaian prestasi Sabrina yang penuh perjuangan yang membuahkan hasil. Sampai puncak haru terasa saat pemutaran video kenangan perjalanan tiga tahun di bangku SMA. Banyak siswa tampak meneteskan air mata, mengenang momen suka duka selama proses belajar bersama.
Sebagai penutup, seluruh siswa kelas XII mengabadikan momen dalam sesi foto bersama. “Ini bukan akhir, tapi awal dari cerita kami yang baru. Terima kasih SMAN 3 untuk segala kenangan indahnya,” ujar Tabina Anindita salah satu siswa kelas XII dengan mata berkaca-kaca yang banyak menorehkan prestasi terutama di jurnalistik. Acara perpisahan ini menjadi bukti bahwa akhir masa SMA bisa begitu indah, penuh makna, dan tak akan mudah dilupakan.
This article was written by: Suciati, S.Pd