Menginspirasi dengan Gerak Tari

Remaja memiliki potensi yang begitu besar untuk tumbuh menjadi pribadi yang tidak hanya unggul secara akademis tetapi juga menginspirasi orang lain di sekitarnya. Sebagai siswa berprestasi, mereka menunjukkan komitmen, kerja keras, dan ketekunan dalam belajar sehingga membuahkan prestasi luar biasa di sekolah. Prestasi tersebut bisa berupa nilai akademis yang tinggi, penghargaan di berbagai kompetisi atau keterlibatan aktif dalam kegiatan ekstrakurikuler.

Namun, yang membuat seorang remaja benar-benar menginspirasi bukan hanya prestasi yang mereka raih, tetapi juga bagaimana mereka memanfaatkan kesuksesan tersebut untuk memberikan dampak positif bagi orang lain. Seorang remaja yang menginspirasi adalah mereka yang berbagi pengetahuan, mendukung teman-teman yang kesulitan, dan menjadi teladan dalam sikap dan perilaku sehari-hari. Mereka memahami bahwa keberhasilannya tidak hanya untuk diri sendiri, tetapi juga dapat digunakan untuk membantu orang lain tumbuh dan berkembang.

Remaja yang berprestasi dan menginspirasi ini menjadi contoh nyata bahwa dengan kombinasi antara kemampuan akademis, kepemimpinan, dan rasa tanggung jawab sosial, mereka dapat menjadi agen perubahan yang positif, memotivasi generasi muda lainnya untuk mencapai potensi terbaik mereka dan berkontribusi bagi masyarakat.

Pelestarian budaya memegang peranan penting dalam proses pendidikan siswa, kesadaran, dan penguatan pemahaman terhadap warisan yang dimiliki. Dengan melestarikan budaya, siswa dapat meningkatkan identitas serta mengembangkan rasa bangga terhadap asal-usul mereka. Kedua, pelestarian budaya mendorong pemahaman yang lebih mendalam atas istiadat adat dan nilai-nilai turun-temurun, serta tidak kalah pentingnya bagi warisan budaya itu sendiri.

Pelestarian budaya juga membekali siswa dengan visi dunia yang lebih luas, mendorong toleransi, dan apresiasi terhadap keragaman budaya. Oleh karena itu, setiap siswa tidak hanya menjadi pengikut tradisi tetapi juga agen perubahan sosial yang mampu mempromosikan dan melindungi warisan budaya dalam kehidupan sehari-hari. Melalui pendidikan budaya, siswa dapat belajar pentingnya menjaga keseimbangan antara mempertahankan warisan budaya dan beradaptasi dengan perubahan zaman.

Salah satu budaya yang wajib dilestarikan ialah seni tari. Tari, sebagai ungkapan artistik yang terkandung dalam cerita, adat istiadat dan nilai–nilai masyarakat memiliki peran penting dalam memperjuangkan keberlanjutan warisan kebudayaan. Setiap gerakan dalam tarian tradisional seringkali mengandung makna yang mendalam, mewakili sejarah, kepercayaan dan filosofi yang telah diwariskan dari generasi ke generasi.

Melestarikan kesenian tari bukan hanya soal memelihara tarian itu sendiri, tapi tentang mempertahankan identitas budaya dan memperkuat ikatan antar generasi. Bagi siswa, mempelajari serta melestarikan kesenian tari membantu mereka memahami dan menghargai kekayaan budaya yang dimiliki, serta berkontribusi pada pelestarian warisan budaya lokal.

SMA Negeri 3 Penajam Paser Utara juga memiliki sosok inspiratif tersebut. Ia juga berkontribusi pada banyak kegiatan kebudayaan di luar maupun dalam sekolah bahkan hingga ke kancah internasional. Lutvi Angga Saputra atau kerap disapa Angga, merupakan siswa dari kelas 12-5 yang menjadi agen dalam pelestarian budaya, khususnya seni tari.

Gambar 1.2 East Borneo International Folklore

Festival (EBIFF) Sumber: Dokpri

Kegigihannya dan kecintaannya terhadap seni tari yang mana telah ia tekuni sejak duduk di bangku sekolah dasar mengantarkannya dalam partisipasi di kegiatan internasional, East Borneo International Folklore Festival (EBIFF) dan menjadi salah satu penari yang tampil dalam upacara HUT RI ke-79 di Istana Negara Ibukota Nusantara.

Mengaku terinspirasi oleh bibi nya yang menjadi Putri Duta Wisata kabupaten Penajam Paser Utara di tahun 2019, Angga kemudian mengikuti kegiatan yg dinaungi Dinas Pendidikan dan Kebudayaan tersebut. Mengikuti berbagai tahapan seleksi mulai dari tes tertulis hingga tes bakat yang mengharuskannya tampil di hadapan peserta lain tak membuat semangatnya surut. Bahkan ia rela menempuh jarak sejauh 62 km yang membutuhkan waktu selama 2 jam demi mengikuti serangkaian kegiatan tersebut.

Ia juga menjalani karantina selama lebih dari 1 minggu beserta peserta lainnya selama masa pemilihan. Semua keringat dan air matanya terbayarkan dengan terpilihnya ia menjadi Putra Duta Tari kabupaten Penajam Paser Utara bersama pasangannya, Cecilia Anggun.

Sebagai Putra Duta Tari kabupaten Penajam Paser Utara, tentunya ia memiliki banyak kesempatan untuk mengikuti kegiatan berbau kebudayaan diluar sana. Salah satu kegiatan yang luar biasa ialah menjadi salah satu perwakilan dari Indonesia untuk memamerkan kebudayaan Penajam Paser Utara di East Borneo International Folklore Festival (EBIFF) 26-30 Juli silam. Kegiatan tersebut dihadiri oleh beberapa negara seperti Amerika Serikat, Jepang, Mesir, Polandia, Korea Selatan dan Bulgaria yang memamerkan keindahan budaya masing-masing negara. Angga dan beberapa perwakilan yang lain menuju podium untuk memperlihatkan baju khas kabupaten Penajam Paser Utara dan tak lupa tarian daerahnya.

Kegiatan luar biasa yang ia ikuti ialah menjadi salah satu penari dalam penampilan Mawar Eva De Jongh, Novia Bachmid dan Olivia Pardede dalam mengisi Upacara Peringatan HUT RI ke-79 di Ibukota Negara Nusantara, Kalimantan Timur

Gambar 1.3 Upacara HUT RI Sumber: Dokpri

Menjadi salah satu dari banyaknya penari yang berada disana tentunya berasal dari perjuangan yang tidak mudah. Latihan setiap hari dalam beberapa minggu, hingga harus menempuh jarak yang jauh untuk melakukan latihan gabungan.

Selain di luar sekolah, Angga juga tak kalah aktif dalam kegiatan di sekolah. Menjadi salah satu anggota OSIS dalam 2 periode berturut-turut dan menjadi perwakilan sekolah alam kegiatan akademis, Duta Pelajar Sadar Hukum misalnya. tak jarang, ia juga bersedia menyumbangkan tenaganya untuk menari dalam beberapa pesta penyambutan tamu di SMA. Ia juga senang membagikan kepiawaiannya dalam menari, untuk mengajari siswa yang ingin tampil atau mengikuti kegiatan yang berbau seni tari. Angga juga tergabung dengan salah satu program SAC (Smaga Achievers Club) sebagai wadah penyaluran bakat dan potensi siswa di bidang tari tradisional salah satunya.

Sama sekali tidak mudah untuk berada di titik tersebut. Tapi dengan dukungan orangtua, teman serta kuatnya tekad dalam diri membuahkan hasil yang manis untuk dinikmati. Walau begitu, ia tak lepas dari banyaknya cibiran yang menghujamnya. Terkadang membuatnya putus asa hingga seringkali perlu menepi untuk mengambil nafas. Tapi itulah pahitnya tantangan, Angga berhasil bangkit kembali dan menjadi lebih kuat untuk menghadapi cibiran yang ada. Setiap prestasi yang ia torehkan menjadi kekuatan dan pegangan untuknya. Tentu, perjuangan tidak pernah mengkhianati hasil.

Angga sebagai siswa yang berprestasi dalam seni tari menunjukkan bahwa kesuksesan tidak hanya terbatas pada aspek akademis, tetapi juga dapat diraih dengan keunggulan dalam bidang budaya dan seni. Ia membuktikan bahwa dengan dedikasi, latihan konsisten, dan semangat tinggi, ia dapat mencapai puncak di bidang yang mereka tekuni.

Lebih daripada itu, keberhasilan mereka di dalam seni tari menginspirasi teman-teman sebayanya untuk menghargai dan melestarikan budaya lokal. Angga tidak hanya menghidupkan kembali warisan budaya, tapi juga menularkan semangat dan cinta mereka terhadap seni kepada orang lain, menciptakan lingkungan sekolah yang kaya akan apresiasi budaya. Dengan menjadi teladan, mereka menunjukkan bahwa pelestarian seni budaya dapat berjalan seiring dengan pendidikan, membentuk individu yang seimbang, berbakat, dan peduli terhadap identitas budaya mereka.

Facebook
WhatsApp
X
Scroll to Top